Headlines News :

Home » , , , , » Lean Six Sigma

Lean Six Sigma

Written By Cerita Ayah on 28 Mar 2016 | 23.45

Salah satu strategi dan intervensi peningkatan mutu adalah penerapan metodologi Lean Six Sigma (LSS). Prinsip LSS dapat bermanfaat dalam mengurangi waktu tunggu (Crema & Verbano, 2013; NLC, 2013). Lean Six Sigma merupakan sinergi dari Lean dan Six Sigma (Gaspersz, 2007). Lean adalah metodologi perbaikan proses yang digunakan untuk memberikan produk dan layanan yang lebih baik, lebih cepat, dan dengan biaya yang lebih rendah (Antony & Laureani, 2011). Sedangkan Six Sigma adalah metodologi yang cukup akurat untuk memecahkan masalah dalam proses bisnis (Bentley & Davis, 2010). Six Sigma merupakan salah satu perkembangan paling penting dan popular dalam bidang kualitas (Knowles, 2011). Six Sigma memberi potensi keuntungan yang sama-sama signifikan termasuk bagi organisasi jasa dan aktifitas non pemanufakturan (Pande et al., 2000). Lean dalam pelayanan kesehatan adalah konsep yang sangat jelas yang berhubungan dengan mutu, keselamatan pasien, biaya, waktu tunggu dan moral staf. Dalam alur pelayanan pasien, fokus lean adalah menghilangkan waste dalam proses. Sedangkan fokus Six Sigma adalah Problem-Solving sehingga upaya perbaikan yang dilakukan memiliki kecepatan, mutu (Arthur, 2011b; Graban, 2012). Mengimplementasikan metodologi Lean Six Sigma dengan benar akan menjadikan kombinasi ini sebagai metodologi yang sangat hebat bagi upaya perbaikan bisnis proses disebuah organisasi (Snyder & Peters, 2004). Lean menyangkut kecepatan dan efisiensi. Sedangkan Six Sigma adalah tentang presisi dan akurasi. Keduanya pada dasarnya saling melengkapi dan ketika dikombinasikan Lean dan Six Sigma dapat mengatasi proses inefisiensi (Lean) dan variasi proses (Six Sigma) sebagai upaya tunggal yaitu Lean Six Sigma (Arumugam, Antony, & Douglas, 2012). Lean Six Sigma (LSS) adalah salah satu pendekatan dan trend terkini dalam konsep manajemen dan perkembangan mutu (Maleyeff et al., 2012; Russell & Taylor, 2010). LSS telah menjadi yang terdepan dari semua yang telah dikembangkan dalam manajemen mutu (E. C. Jones, 2014). LSS adalah toolkit terbaik yang dapat membantu berpikir di luar kebiasaan dalam bisnis (Arthur, 2011a). Menjadikan organisasi dan struktural berfungsi sebagai pelaksanaan mutu merupakan salah satu aspek kunci yang membedakan Lean Six Sigma dari upaya mutu sebelumnya. Lean Six Sigma memperkenalkan infrastruktur organisasi formal untuk berbagai peran implementasi mutu (Antony & Laureani, 2011) Lean telah menjadi kunci keberhasilan Toyota. Menurut Jeffrey K. Liker (2004), organisasi apapun, proses bisnis manapun dapat menerapkan model keberhasilan Toyota ini. Sedangkan Six sigma telah menghasilkan kisah sukses seperti pada General Electric dan Motorola.

Sebuah review terstruktur tentang metodologi Six Sigma dilakukan oleh Reosekar & Pohekar (2014). Reviewer menemukan peningkatan sifat empiris dari artikel penelitian, menyampaikan perlunya integrasi filosofi Six Sigma dengan filosofi lain. Serta perlunya lebih banyak implementasi seperti pengujian dan validasi model atau kerangka kerja yang bisa diusulkan oleh para peneliti. Implementasi Lean Six Sigma yang telah diterapkan pada berbagai unit atau bagian rumah sakit telah memberikan berbagai manfaat. Menghilangkan berbagai hambatan seperti sistem informasi yang rumit, kesalahan dan kelalaian yang dapat meningkatkan resiko keselamatan pasien adalah manfaat ketika Lean diimplementasikan dalam pelayanan kesehatan (Stamatis, 2011). Di unit gawat darurat (Holden, 2010), Laboratorium (Stoiljković, Trajković, & Stoiljković, 2011), Kamar Operasi (Cima et al., 2011), Ruang Perawatan Bedah (Mason, Nicolay, & Darzi, 2014), Pada penerimaan pasien (Bhat, Gijo, & Jnanesh, 2014). Manfaat implementasi Lean Six Sigma di rumah sakit antara lain dapat menurunkan biaya perawatan (Huang, Li, Wilck, & Berg, 2012), menurunkan waktu penyelesaian specimen laboratorium di Gawat Darurat (Sanders & Karr, 2015). Masih sangat terbatas (belum ada) yang mengimplementasikan pada unit atau keadaan gawat daruratan maternal. Padahal melihat angka medical error saat ini, Lean Six Sigma ternyata belum cukup menarik perhatian secara luas sebagai potensi untuk meningkatkan keselamatan pasien (Polk, 2011) Penerapan Lean six sigma di beberapa negara disamping mempertimbangkan keterlibatkan karyawan dalam upaya perbaikan, juga memiliki desain khusus. (Brännmark & Holden, 2014). Banyak hasil penelitian yang menunjukan dampak dari penerapan Lean Six Sigma. Seperti penurunan waktu tunggu pasien orthopedic dari 14 minggu menjadi 31 jam, peningkatan kepuasan pasien rawat inap dari 68% menjadi 90% (Graban, 2012). Penerapan Lean Six Sigma di unit emergency juga dapat mempercepat aliran pasien, meningkatkan kepuasan pasien, keluaran yang lebih baik. Seperti tingkat hunian pasien naik 70 menjadi 90%, kepuasan karyawan naik dari 30 menjadi 90% (Arthur, 2011b).
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Arsip Blog

Twitter

Pengujung

Pengunjung

Flag Counter
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Cerita Ayah - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template